A. Adaptasi Morfologi
Adaptasi
morfologi adalah suatu penyesuaian yang dilakukan oleh makhluk hidup baik
hewan, tumbuhan atau manusia melalui perubaan bentuk organ tubuh yang
berlangsung dalam jangka waktu yang relatif lama demi kelangsungan hidupnya.
Adaptasi morfologi ini mudah untuk kita amati dan lihat bila dibandingkan
dengan adaptasi fisiologi. Adaptasi ini terjadi karena adanya perbedaan jenis
makanan dan habitat
1. Adaptasi morfologi terhadap jenis makanan :
Adaptasi
morfologi pada makhluk hidup terjadi disebabkan adanya perbedaan mengenai cara
mengambil dan juga memperoleh makanan, serta perbedaan jenis makanan. Beberapa
conoto adaptasi morfologi terhadap jenis makanan sebagai berikut :
§ Bentuk
paruh dan kaki pada burung :
beberapa bentuk adaptasi pada paruh dan kaki pada burung adalah sebagai berikut
:
§
Bebek memiliki paruh yang berbentuk sudu atau dayung yang
digunakannya untuk mencari makanan di lumpur
§
Burung pipit memiliki paruh yang berbentuk pendek dan kuat yang
digunakannya untuk mematuk makanannya yang berupa biji-bijian.
§
Burung elang mempunyai paruh yang berbentuk runcing dan agak
panjang. Paruh dengan bentuk seperti ini digunakan burung elang untuk mengoyak
makanannya yang berupa daging.
§
Lanjut ke bentuk paruh pada ayam, yang mana paruh ayam berbentuk
kecil dan runcing yang digunakannya untuk mematuk biji-bijian maupun
hewan-hewan kecil atau serangga.
§
Burung kolibri mempunyai paruh dengan bentuk yang kecil,
runcing, dan panjang. Paruhnya berfungsi untuk menghisap nektar pada bunga.
§
Burung pelikan memiliki paruh yang berukuran besar dan pada
bagian bawah paruhnya memiliki struktur menyerupai kantong. Paruh burung
pelikan ini digunakannya untuk memakan ikan.
§
Burung pelatuk memiliki kontruksi paruh yang begitu kuat dan
runcing. Paruhnya berfungsi untuk mematuk kayu pohon dan menangkap serangga
untuk dimakan.
§
Bebek memiliki kaki yang terdapat selaput renang. Selaput ini
terletak pada celah jari kakinya. Bebeb menggunakan kaki berselaput ini untuk
berjalan di atas lumpur dan memudahkan saat berenang di air.
§
Burung pipit mempunyai jari-jari yang panjang, terletak dalam
satu bidang datar, dan ini digunakan oleh burung pipit untuk hinggap pada
ranting-ranting pohon.
§
Burung elang mempunyai kaki yang pendek, bercakar tajam. Kaki
yang semacam ini digunakan oleh burung elang untuk mencengkeram mangsanya.
§
Burung kakatua mempunyai kaki dengan dua jari yang mengarah ke
depan dan dua jari di belakang. Dengan kaki yang seperti ini, maka akan
mempermudah burung kakatua untuk memanjat pohon.
§
Ayam mempunyai kaki yang panjang dan tegak. Kaki yang panjang
dan tegak ini digunakan oleh ayam untuk berjalan di darat dan untuk mengais
makanan di tanah.
§
Hampir sama dengan burung kakatua, kaki burung pelatuk juga
memiliki dua jari yang mengarah ke depan dan dua jari ke belakang. Ini juga
digunakan untuk memanjat.
§ Bentuk
mulut pada serangga :
Berdasarkan jenis makanannya, bentuk mulut dari serang dapat dibagi menjadi
tipe berikut ini :
§
Tipe mulut penggigit
§
Tipe mulut penjilat dan pengisap
§
Tipe mulut pengisap
§
Tipe mulut penusuk dan pengisap
§ Tipe
gigi mamalia : Tipe
gigi pada mamalia berhubungan dengan jenis makanannya. Berdasarkan tipe
giginya, mamalia dibagi menjadi beberapa golongan, dan berikut ini
macam-macamnya :
§
Mamalia yang memakan rumput atau disebut dengan herbivora, dan
pemamah biak (ruminansia). Jenis mamalaia yang satu ini mengunyah kembali
makanan yang telah ditelannya. Contoh ruminansia adalah sapi, kerbau, kuda dan
kambing. Hewan ini mempunyai gigi seri yang memiliki bentuk seperti kapak yang
memiliki fungsi untuk menjepit dan memotong makanan. Gigi gerahamnya berbentuk
lebar dan datar dengan rahang bergerak menyamping agar makanan tergiling secara
mekanis dan merata.
§
Mamalia yang memakan daging atau disebut dengan karnivora,
mamalia jenis ini mempunyai gigi seri yang tajam dan gigi taring yang kuat,
besar serta runcing. Sementara itu, gigi gerahamnya bergerigi tajam sehingga
mamalia jenis ini mampu mengunya daging yang keras dan alot. Contoh hewan yang
merupakan pemakan daging (karnivora) adalah harimau, singa, anjing, dan kucing.
§
Mamalia pengerat (rodentia), mamalia jenis ini tidak memiliki
gigi taring dan hanya memiliki gigi seri dan gigi geraham. Gigi seri berukuran
besar dan memiliki fungsi untuk mengerat makanannya. Contoh mamalia yang
termasuk rodentia adalah kelinci, tikus dan tupai.
§
2. Adaptasi morfologi terhadap jenis habitat
Adaptasi
hewan dan tumbuhan berdasarkan habitatnya dijelaskan
dalam uraian berikut ini :
§ Ikan : Semua jenis ikan habitatnya adalah di air, baik itu di air
laut maupun air tawar seperti di suangai. Air memiliki sifat menekan ke segala
arah sehingga ikan membutuhkan bentuk tubuh yang memudahkannya berenang di air.
Sehingga tubuh dari ikan cenderung ramping dan aerodinamis, yang mana akan
membuat ikan mudah bergerak di air.
§ Unta : Seperti yang kita ketahui bersama bahwa unta adalah hewan yang
hidupnya di gurun pasir. Unta memiliki puny yang digunakan sebagai tempat
menyimpan cadangan makanan dan lemak. Unta memiliki kaki yang panjang. Kaki
yang panjang ini digunakan oleh unta untuk menjaga tubuhnya agar tidak
terperosik di pasir. Sementara itu, kaki unta juga memiliki bantalan yang
berfungsi untuk menahan panas ketika berjalan di padang pasir.
§ Beruang
kutub :
Berbeda dengan unta, beruang kutub tidak hidup di gurun pasir melainkan di
daerah kutub yang bersalju dan bersuhu dingin. Beruang kutub memiliki bentuk
kaki yang besar dan lebar yang digunakan untuk berjalan di atas salju. Beruang
kutub juga memiliki bulu yang sangat tebal yang digunakan sebagai pelindung
tubuh dari suhu dingin.
§ Tumbuhan
xerovit :
Tumbuhan xerovit merupakan tumbuhan yang hidup di habitat yang kekurangan air
atau kering. Sebagai contoh tumbuhan yang termasuk tumbuhan xerovit adalah kaktus
dan kurma. Tumbuhan ini beradaptasi dengan lingkungannya dengan cara sebagai
berikut
§ Daun
sempit dan kecil dengan jumlah stomata yang sedikit yang bertujuan agar tidak
terjadi penguapan yang berlebihan
§ Daun
termodifikasi menjadi sisik atau bulu yang berfungsi sebagai alat pertahanan
diri
§ Batang
atau daun dilapisi zat seperti lilin untuk mencegah terjadinya penguapan yang
berlebihan
§ Tumbuhan
xerovit memiliki akar yang sangat panjang, yang bertujuan agar menjangkau
sumber air di bawah tanah
§ Batang
bersifat sukulen atau yang dapat menyimpan air
§ Tumbuhan
hidrofit :
Pengertian dari tumbuhan jenis ini adalah tumbuhan yang hidup di habitat yang
banyak airnya, misal saja teratai, enceng gondok, dan hydrilia sp. Tumbuhan
hidrofit beradaptasi terhadap lingkungannya dengan cara sebagai berikut :
§ Tumbuhan
jenis ini memiliki akar yang lebat yang digunakan sebagai pemberat agar
posisinya stabil di atas air.
§ Memiliki
dau yang lebar untuk menahan gaya berat ke bawah atau agar tidak mudah
tenggelam
§ Memiliki
stomata yang banyak dan letaknya di permukaan atas daun yang bertujuan untuk
memudahkan dalam penguapan air.
§ Lapisan
lilinnya tipis yang digunakan untuk mempermuda terjadinya penguapan dan
mengurangi kelebihan air.
§ Tumbuhan
hidrofit mempunyai batang dan akar yang berongga-rongga. Tujuannya agar dapat
mengapung di air.
§ Tumbuhan
higrofit :
Lanjut ke jenis tumbuhan higrofit yang merupakan jenis tumbuhan yang hidup di
habitat yang lembab, misal saja lumut, paku-pakuan, dan keladi. Tumbuhan
higrofit melakukan adaptasi dengan cara berikut ini :
§ Tumbuhan
higrofit memiliki daun yang tipis dan lebar untuk memudahkan penguapan
§ Pada
ujung daun terdapat hidatoda
§
B. Adaptasi Fisiologi
Setelah
membahas tentang adaptasi morfologi, kini giliran adaptasi fisiologi. Adaptasi
ini merupakan upaya penyesuaian fungsi alat-alat tubuh makhluk hidup terhadap
lingkungannya. Biasanya adaptasi fisiologi melibatkan zat-zat kimia tertentu
untuk membantu proses metabolisme tubuh. Adaptasi fisiologi tidak mudah diamati
seperti pada adaptasi
morfologi dan adaptasi tingkah laku. Alasannya adalah karena
adaptasi fisiologi berkaitan erat dengan fungsi tubuh. Adaptasi fisiologi ini
dapat terjadi pada semua makhluk hidup baik hewan, tumbuhan dan manusia.
1. Adaptasi fisiologi pada hewan dan manusia
§ Herbivora adalah hewan yang memakan tumbuh-tumbuhan. Sebagai contoh adalah
sapi. Sapi memakan rumput, dimana sapi dapat mencerna rumput dan daun yang
mengandung banyak serat (selulosa) dengan bantuan enzim selulase. Enzim
selulase tersebut diproduksi oleh mikroorganisme yang terdapat di rumen.
§ Nyamuk
adalah hewan yang menghisap darah, baik darah manusia atau darah hewan, nyamuk
ini memiliki zat antikoagulan atau antipembeku darah. Zat ini memiliki kegunaan
untuk menjaga agar darah yang dihisap oleh nyamuk tersebut tetap dalam keadaan
cair dan tidak membeku.
§ Pada
manusia, jumlah eritrosit dalam darah berbeda-beda tergantung dari tempat
tingal manusia tersebut. Manusia yang tinggal di daerah pengunungan atau
dataran tinggi, memiliki eritrosit dengan jumlah yang lebih banyak bila
dibandingkan dengan orang yang tinggal di dataran rendah. Hal ini disebabkan
karena jumlah atau kadar dari oksigen di daerah pegunungan lebih sedikit
sehingga dibutuhkan Hb (hemoglobin) yang lebih banyak untuk mengikat oksigen.
Apabila hb yang dibutuhkan banyak, jumlah eritrosit juga akan meningkat.
§ Ikan
air tawar mempunyai adaptasi fisiologi yang berbeda dengan ikan yang berada di
laut. Ikan di air tawar melakukan adaptasi dengan cara minum sedikit air dan
banyak mengeluarkan urine yang encer, sebaliknya ikan air laut melakukan
adaptasi dengan cara minum banyak air dan mengeluarkan sedikit urine yang peat
§
2. Adaptasi fisiologi pada tumbuhan
§ Tumbuhan
tertentu mengeluarkan bau yang khas untuk menarik serangaa. Sebagian tumbuhan
menarik serangga untuk dimakan, dan sebagian lagi menggunakan serang supaya
dapat membantu proses penyerbukan, contoh pada bunga mawar.
§ Tumbuhan
mengeluarkan nektar pada bunga untuk menarik serangga, contoh kembang sepatu
§ Tanaman
atau tumbuhan seperti cemara dan juga sukun akan beradaptasi fisiologi dengan
cara mengeluarkan metabolit sekunder berupa alelopati. Metabolit sekunder
berupa alelopati ini dapat dan mampu menghambat pertumbuhan tanaman lain yang
berada di sekitarnya.
C. Adaptasi tingkah laku
Pengertian
dari adaptasi tingkah laku adalah
suatu penyesuaian diri yang dilakukan oleh makhluk hidup terhadap lingkungannya
dengan cara mengubah tingkah laku supaya dapat mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Adaptasi tingkah laku ini lebih kita amati dan kita lihat apabila
dibandingkan dengan adaptasi yang sebelumnya yaitu adaptasi fisiologi. Adaptasi
tingkah laku ini biasanya berkaitan erat dengan makanan, udara dingin dan
sistem pertahanan pada beberapa hewan. Adaptasi tingkah laku beberapa jenis
hewan akan dibahas dalam uraian berikut ini :
1. Adaptasi tingkah laku pada hewan
§ Salah
satu hewan yaitu rayap akan melakuakan adaptasi tingkah laku yang agak aneh
yaitu dengan memakan kembali kulitnya yang sudah terkelupas pada saat melakukan
pergantian kulit (molting). Perilaku ini dilakukan oleh rayap untuk mendapatkan
enzim pencerna selulosa pada kayu. Enzim pencerna tersebut dihasilkan oleh
Flagellata (sejenis mikroorganisme) yang hidup dalam pencernaan rayap. Oleh
sebab itu rayap akan kembali memakan kulit dan bagian usunya yang sudah
terkelupas. Selain itu juga, rayap yang masih kecil atau baru saja menetas akan
menunjukan adaptasi tingkah laku dengan menjilati dubur induknya. Tingkah laku
ini dilakukan oleh rayap kecil dengan tujuan agar flagellata dalam saluran
pencernaan induknya dapat masuk dalam saluran pencernaanya.
§ Bila
kita amati, kerbau adalah hewan yang sangat suka mandi di lumpur atau sungai.
Tingkah laku ini dilakukan oleh kerbau dengan tujuannya untuk mengurangi
pengaruh panas yang ada pada tubuhnya.
§ Pada
umumnya penguin hidup di daerah kutub yang mana suhu udaranya sangat dingin.
Penguin ini hidup secara berkelompok/bergerombol. Tingkah laku hidup
berkelompok dilakukan oleh penguin dengan tujuan agar lebih hangat.
§ Beberapa
jenis burung akan berpindah/berimigrasi ke daerah yang lebih hangat pada saat
memasuki musim dingin. Selain itu burung juga akan berpindah untuk mencari
makanan di daerah yang terdapat banyak makananya. Apabila musim dingin di
daerah asalnya sudah selseai, burung-burung tersebut akan kembali lagi ke
tempat asalnya.
§ Pada
sayap kupu-kupu tertentu terdapat dua pola mata yang hampir sama. Pola ini
hampir mirip dengan mata pada burung hantu. Saat ada pemangsa, sayapnya akan
direntangkan. Pemangsa kupu-kupu akan ketakuatan dan kupu-kupu itu dapat
menyelamatkan diri.
§ Cicak
akan memutuskan ekornya pada saat dalam keadaan bahaya atau terancam, peristiwa
pemutusan ekor pada cicak ini disebut dengan autotomi.
§ Untuk
mengelabuhi hewan yang akan memangsa bunglon, bunglon akan menyesuaikan warna
tubuhnya dengan lingkungannya. Sehingga bunglon dapat aman dari pemangsanya.
Ini disebut dengan mimikri.
§
2. Adaptasi tingkah laku pada tumbuhan
§ Pohon
jati menggugurkan daunnya (meranggas) pada musim kemarau. Hal ini dilakukan
untuk mengurangi penguapan sehingga dapat menghemat cadangan air.
§ Daun
tanaman jagung menggulung saat udara sangat panas untuk mengurangi penguapan
air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar